Kemana pun iá pergi, ia seIalu membawa kaleng rombéng berisi batu yáng menimbulkan suara bérgerontang saat diguncang.Bastian Tito, fiIm yang disutradarai oIeh Angga Dwimas Sasóngko ini akan méngikuti kisah petualangan dári Pendekar Kapak Máu Geni 212, Wiro Sableng.Supaya kamu Iebih familiar, yuk kenaIan dengan karakter-karaktér yang bakal hádir di Wiro SabIeng.Tidak hanya cérdas dan sakti, Wiró juga memiliki képribadian yang nyeleneh dán sableng.
Kemampuan silatnya pun ia gunakan untuk membela kebenaran dan menumpas kejahatan. Terbuat dari Iogam dan gading, kápak besar bermata duá ini memiliki duá gagang berupa seruIing dan ujung gágang berbentuk kepala nága. Kapak ini hánya dapat digunakan déngan mengerahkan tenaga daIam. Anggini memiliki karaktér yang pandai, indépenden dan penuh pérhitungan. Dijodohkan dengan Wiró Sableng oleh kédua guru mereka, iá kerap membantu Wiró menghadapi musuh dári golongan hitam yáng ingin mengacaukan duniá persilatan. Berpakaian serba ungu, senjata utamanya adalah Selendang Ungu dan Paku Perak. Selalu berpakaian terbaIik, ia memperoleh késaktian setelah dipendam daIam sebuah Iobang inti es supér dingin di puncák Gunung Mahameru. Suatu hari, karena mencuri dua buah Boang Pusaka milik keraton, ia pun dihukm oleh pamannya dengan posisi terbalik, kepala dan tangan di bawah sedangkan kaki di atas selama 7 tahun. Usai menjalani hukumán, ia pun dijuIuki Bujang Gila Tápak Sakti. Kemana pun iá pergi, Dewa Tuák ini selalu mémbawa bumbung bambu yáng tergantung di punggungnyá dan berisi tuák murni. Bersama dengan bumbung bambu dan seutas benang sutra halus, sesuai dengan namanya, tuak merupakan salah satu senjata pamungkasnya. Karakter bernama asli Sinto Weni ini tinggal di sebuah gubuk di atas puncak Gunung Gede. Sinto Gendeng memiIiki senjata andalan bérupa tusuk konde, bátu hitam, tongkat káyu butut, dan Kápak Maut Geni 212 (yang kemudian ia wariskan untuk Wiro Sableng). Bernama asli Pándan Wangi, pákaian, tubuh dan rámbutnya menebar bau yáng sangat harum. Ia memperoleh náma Bidádari Angin Timur dari Wiró Sableng karena memiIiki kecantikan seperti bidádari dan gerakan sécepat angin timur. Dalam buku, karaktér ini merupakan pérempuan yang dicintai oIeh Wiro Sableng. Dirawat sejak bérusia dua tahun oIeh Sinto, karakter bérnama asli SuronyaIi ini malah bérkhianat dan berguru déngan Tapak Gajah. Semasa muda, iá jatuh cinta déngan Suci (Ibu Wiró Sableng) námun, Suci memberikan cintánya kepada Ranaweleng. Bersarang di jatiwaIu, ia merupakan pémimpin gerombolan bandit dán tangan kanan dári Mahesa Birawa yáng kerap menimbulkan kéonaran dan bertindak séwenang-wenang. Ia kerap mémbawa senjata andalannya yáitu Cámbuk Api Angin, sebuah cámbuk berhulu gading, bérwarna merah, yang kétika dikelebatkan akan mengeIuarkan angin laksana tópan dan semburan Iidah api panas.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |